Minggu, 08 Januari 2023

DI ATAS HARAPAN & DO'A

 


Perangi dirimu ketika ia menjatuhkanmu

Karena musuh terbesarmu adalah dirimu

Sayangi dirimu ketika ia menyakitimu

Karena bahagia dirimu yang sebenarnya terlahir dari sakit yang di rawat oleh dirimu


Sapalah angin di sekitarmu

Tanya mengapa dia selalu berhembus

Berikan jawaban nya pada orang terkasihmu

Berdo'alah agar pesanmu tersampaikan kepadanya


Tuhanmu sudah memberikan jalan

Bukan waktunya untuk mengenang

Kuatlah untuk setiap godaan

Niscaya ada jalan yang lapang


Mengakui kelemahan bukan berarti kekalahan

Karena kemenangan sebenarnya adalah yang bertahan di atas kelemahan

Kekuatan bukan syarat untuk kekuasaan

Karena tahta pemilik hanya untuk mereka yang bertahan

Jumat, 06 Januari 2023

TERBELENGGU RINDU

 


Sangat terlambat untuk menyesali

Kini harus terbiasa mencari dan menanti

Keindahan yang pernah hakiki

Kini tidak lagi bertahta di hati


Merenung, bersimpuh di antara dua kenyataan yang berbeda

Tidak kah engkau peduli dengan apa yang ku rasa ?

Bertanya seakan berteriak dalam hati dan jiwa

Namun tidak pernah ada jawabnya


Ketika malam mulai menyapa keheningan

Terdengar lirih suara harapan di tengah kerinduan

Kehilangan adalah pilu

Yang bertahta di atas ragu


Rasa ini sangat mengganggu

Mencekam dan membelenggu

Seakan tidak ada pemandu

Berharap menemukan pengobat rindu

Selasa, 03 Januari 2023

MENEMUKAN


Kala hati sudah tidak lagi terjaga

Meninggalkan semua bayangan yang masih tersisa

Dihempas asa yang seakan ragu

Menunggu cahaya tanpa belenggu


Derita memang sudah menjadi sahabat

Namun hati sering kali berdebat

Merasa menjadi yang terhebat

Di dalam diri yang tersesat


Ketidakmampuan diri menemani

Disaat angan beranjak pergi

Hanya iri dengki menyelimuti

Menelan jutaan emosi yang tak terbagi


Entah bualan apalagi yang harus di kemas dalam hati yang bersikeras

Menyandera perasaan yang semakin memanas

Berharap menemukan cahaya yang tidak habis terkuras

Tersadar berdoa dan menengadah ke atas


Lama sekali hati ini sengsara

Setelah ternodai oleh hampa yang berparas bahagia

Namun Tuhan tidak buta

Bidadari datang menghilangkan luka

Minggu, 01 Januari 2023

MENGHILANG



Dulu, sempat ada waktu untuk saling mengikat janji
Saling menjaga dan saling menemani
Masih terlalu dini untuk di tepati
Sementara kisahnya terus berganti

Kini terasa punah untuk melangkah
Mengelakkan asa yang hampir tidak terarah
Namun hati tetap serakah
Menjunjung tinggi yang di anggap anugerah

Layaknya pasir yang terhampar di daratan luas
Menunggu kaki yang menginjak dengan buas
Ketika angin datang dan menghempas
Maka yang tersisa hanya batu keras

Lupa bahwa matahari pun akan terbenam
Kini menghilang yang sudah di genggam
Terbang di antara bayangan kelam
Membuka hati yang lama terbungkam

Terdengar lirih di antara lamunan
Memecah kebuntuan di atas keraguan
Menyelinap ke dalam organ
Membius dengan sejuta angan


Sabtu, 10 Desember 2022

KARA ( Tali Kecil ) part 1




Tersambut pagi, terbangun seorang lelaki kecil, sebut saja Kara.

Lelaki yang belum bisa mengerti apa arti kehidupan. Ia memulai hari hari nya dengan penuh semangat, walaupun ia sedang berjalan di tengah tengah kegelapan. Ia tak pernah tau dimana ujung kegelapan ini, ia seakan tidak pernah melihat cahaya sedikitpun dari gelap nya kehidupan. Terkadang ia berpikir "kenapa aku harus menjalani kehidupan yang melelahkan ini ?".

Puluhan cobaan sudah ia lewati, ratusan cacian sudah ia nikmati, bahkan ribuan peluru yang menghujam ke ulu hati. Sementara waktu masih terus berjalan tanpa satupun harapan yang terbebas dari kegelapan. Bertahun tahun Kara kecil menjalani semua kehidupan nya dengan penuh tekanan, namun itu tidak mematahkan semangatnya yang sudah mendarah daging.

Apakah dia sanggup ?. Mungkin sebenarnya tidak, tapi mau bagaimanapun juga kehidupan dan waktu terus berlomba lomba, dan ia percaya bahawa pasti ada garis ujung dari semua ini.

Tahun demi tahun ia jalani semua nya dengan tertatih, ternyata perjalanan nya tidak semulus yang ia kira, ia tidak menemukan apa - apa selain kegelapan. Sampai suatu hari tanpa sengaja ia menginjak sebuah tali kecil, "cuma tali", ia bergumam dalam hati. Ia membuang tali kecil itu dan pergi melanjutkan perjalanan nya di antara kegelapan. Dengan penuh harapan, ia masih percaya bahwa akan ada akhir dari semua kegelapan ini.

Di tengah perjalanan nya, kembali tanpa sengaja ia menginjak sebuah tali kecil, dengan sikap yang sama ia membuang tali kecil itu dan melanjutkan perjalannya. Di tengah perjalanan nya, sekali lagi tanpa sengaja ia menginjak tali kecil, dan dengan penuh emosi ia melempar tali kecil itu sangat jauh. Ia kembali melanjutkan perjalanan nya dengan penuh harapan dan asa yang sudah tersusun rapih di kepala. Namun, tetap hal yang sama yang ia dapatkan, hanya sebuah tali kecil.

Sekian lama ia berjalan bersanding dengan kegelapan, seketika ia menemukan sebuah cahaya kecil di hadapan nya. Sontak ia berlari menuju sumber cahaya tersebut, ia berlari sekencang - kencang nya sampai tidak memperdulikan lagi dengan apa yang akan dia lewati. Ia hanya mengandalkan kekuatan nya untuk sampai di sumber cahaya tersebut, Namun siapa sangka, semakin kencang ia berlari, sumber cahaya tersebut malah semakin jauh. Ia tidak perduli, ia hanya ingin sampai ke sumber cahaya itu, di tengan pelarian nya yang penuh harapan, ia terbentur oleh sesuatu yang tak kasat mata. Ia berpikir, itu hanya halusinasi yang berusaha meruntuhkan tekad nya, ia kembali berlari tanpa memperdulikan apapun yang ada di hadapan nya. Terbentur, Tersandung, bahkan terjatuh, yang ada di kepala nya hanya cahaya cahaya dan cahaya.

"Tuhan, jika ini jalanmu maka berikan aku kekuatan untuk sampai kesana", ia berdo'a di antara lelah, sementara cahaya nya semakin redup seakan menjauh meninggalkannya. Ia terus berlari dan seketika terhenti. Ia terdiam dan mulai berpikir "bagaimana caranya agar perjalananku lencar sampai ke cahaya itu ?". Pandangan nya tidak pernah lepas dari cahaya tersebut, dia berpikir kembali "Bagaimana kegelapan ini bisa hilang dan berganti dengan terang ?". "Cahaya !!, lalu bagaimana caranya aku menciptakan cahaya untuk ku sendiri sementara aku tidak punya pematik api ?". Ia terdiam, pikiran nya bercampur tidak karuan, namun tujuan tetap tujuan. Ia kembali berjalan perlahan sambil berpikir, dan tanpa sengaja ia menginjak sebuah tali kecil lagi. Ia semakin emosi hampir tidak terkendali, namun ia terdiam sejenak dan mendengarkan kata hati nya, "Kara, gunakan apapun yang kamu punya". Seketika ia berteriak dalam hati "Aku tidak punya apa - apa !!, apa yang harus ku perbuat ?".

Ia memandangi tali kecil dan menggenggam nya dalam kepalan tangan yang penuh emosi, berharap bisa membantu pikiran nya untuk menemukan bagaimana caranya menciptakan cahaya. Lalu ia membuang kembali tali kecil itu, ia kembali berpikir, memohon sambil berdo'a. Ia menggesekkan kedua tangan nya, gelisah tercampur dengan lelah, hampir tidak ada lagi semangat dalam diri nya. Tanpa di sadari ia merasakan rasa hangat di telapak tangan nya, ia membuka mata dan menggesekkan telapan tangan nya dengan sangat cepat, semakin hangat, hampir terasa panas.

Tersadar bahwa selama ini ternyata ia sudah mempunyai bahan yang bisa menciptakan cahaya, namun ia membuangnya. Dengan penuh penyesalan lalu ia kembali menelusuri jalan yang sudah ia lewati sebelumnya. walaupun gelap, tertatih dan penuh rasa lelah, ia berjalan perlahan berharap menemukan apa yang ia butuhkan selama ini.

Dengan susah payah ia mencari, sampai akhirnya ia menemukan tali kecil pertama yang sudahia buang, lalu ia kembali mencari tali kecil lain nya, perjalanannya sama dengan perjalanan yang ia lewati selama meninggalkan tali kecil sebelum nya.

Setelah beberapa waktu berlalu, ia menemukan lagi tali kecil lain nya, lalu ia mencoba menggesekkan kedua tali kecil itu dengan keras, tidak semuda yang ia kira, namun ia tetap berusaha. Keringat sudah bercucuran, lelah sudah berkuasa atas diri nya, namun semangatnya masih menyala seperti saat pertama kali ia melihat sumber cahaya.

Ia berusaha dan berjuang sekuat tenaga hanya untuk menciptakan cahaya dari gesekan kedua tali kecil tersebut. Tidak perduli berapa lama ia harus menggesekkan kedua tali tersebut, ia hanya tau berusaha dan berusaha. Sampai akhirnya ia melihat percikan api dari gesekan tali kecil tersebut, semakin keras ia menggesekkan tali tersebut sampai terciptalah api dari gesekan nya.

Lalu ia bangkit dan tersenyum sambil berkata dalam hati "terima kasih Tuhan sudah menjawab do'aku, sekarang ijinkan aku berusaha". Ia berlari mencari tali tali lain untuk di gabungkan nya jadi satu dengan tali yang sudah menyala api. Semakin banyak tali yang ia dapatkan maka semakin besar juga api yang tercipta, dan itu bisa menjadi sumber cahaya untuknya dalam menjalani semua kehidupan di antara kegelapan nya.

Akhirnya ia mengerti bahwa terang bukan lah anugerah yang bisa langsung dia nikmati, tapi terang adalah sebuah titik dimana seseorang akan berpikir bagaimana caranya menciptakan terang dari apa yang dia punya. Sudah banyak tali yang ia temukan seiring berjalannya waktu, tahun demi tahun ia kumpulkan semua tali kecil yang ia temukan dimanapun ia berpijak. Semakin besar api yang ia ciptakan, "masih kurang !!", ucapnya dalam hati.

Ia kembali menelusuri perjalannya, namun ia sudah bisa melihat apa yang ada di hadapannya ketika ia berjalan, walaupun belum sampai ke sumber cahaya yang ia mau, setidaknya ia sudah mempunya penerangan untuk perjalanannya agar ia tau harus lewat mana ia berjalan. Namun ia lupa, yang sedang bersamanya adalah api, yang kapan saja bisa membunuh dirinya sendiri.

Di tengah perjalanan nya ia melihat bayangan seseorang di antara samarnya penglihatan. Ia berjalan perlahan menuju orang tersebut, setelah ia sampai di hadapan orang itu ia berkata dalam hati "Tuhan, apa lagi yang ingin Kau sampaikan kepadaku ?". Mereka saling bertatapan, orang itu memandangi Kara dengan begitu tajam, seolah ingin menyampaikan sesuatu, tapi apa ?


To Be Continued...

Kamis, 08 Desember 2022

SESUATU DALAM ETALASE KACA



Malam itu sekitar jam 12 lewat 5 menit. Saya menunggu kedatangan seorang wanita, bahagia sekali rasanya karena sudah lama sekali tidak berjumpa.

Di tepi jalan, di temani lampu taman yang sudah mulai terang, saya gemetar ketika saya melihat dia berjalan menuju ke arah saya, sama seperti pertama kali saya mengenalnya.


Hilang sudah semua kata - kata yang sebelumnya sudah tersusun rapih di kepala.

5 Tahun lalu kita pernah bersama, menjalani semua nya, mengikat janji untuk selalu ada, entah suka atau duka, lalu semua terasa begitu singkat ketika kita terpisah tanpa alasan yang jelas.


Ya, rindu ini masih untuk nya, saya tidak bisa berbohong, walau akhirnya bukan saya lagi yang ada di hatinya, bukan nama saya lagi yang ada di kepala nya.

Setidaknya saya pernah punya tahta di singgasana hati nya.


Senyum, tawa, sedih, semua bayangan nya dulu begitu terang. Seketika tampak redup ketika saya menyadari orang yang sudah lama saya tunggu semakin mendekat. Sebentar lagi dia akan berdiri tepat di depan saya, saya bergetar hampir tidak terkendali oleh perasaan bahagia, hampir tidak ada kata dan suara dari mulut saya.


Saya tidak sanggup lai melihat matanya, saya hanya menunduk dan berusaha membayangkan bagaimana wajah orang yang ada di hadapan saya sekarang.

masih seperti dulu  ?? atau mungkin sudah berubah.

saya beranikan diri untuk melihatnya, dia tersenyum, manis sekali sama seperti pertama kali dia tersenyum pada saya.


Garis senyum nya seolah berbicara, menyampaikan pesan yang dengan sigap saya mengangkap nya. hati saya berkata "terima kasih, pesanmu sudah sampai di tempat yang tepat, tempat yang masih sama walau sedikit usang karena sudah lama kosong".


Namun, tidak bisa di pungkiri lagi, saya bukan orang yang sama yang pernah bertahta di hati nya. Tapi saya senang, amat sangat !!.

Karena Tuhan memberi izin kepada saya untuk tetap bisa membenahi dan melihat senyum yang sudah lama hilang.


to be continued...